Source: SEAMEO BIOTROP's Research Grant | 2005
Abstract:
Kesesuaian iklim yang merupakan penentu tingkat produkticitas sawit dapat ditentukan menggunakan model simulasi tanaman. Model tersebut terdiri dari empat submodel yaitu (1) perkembangan, (2) pertumbuhan, (3) neraca air dan (4) neraca nitrogen yang disusun berdasarkan hasil pengamatan lapang di Bogor dan Lampung antara tahun 1998-2001, menggunakan berbagai umur tanaman mulai dari pembibitan (0-1 tahun), tanaman umur 4-6 tahun, 6-8 tahun dan 19-21 tahun. Model simulasi yang disusun ini (Shierary-oilpalm) mempunyai resolusi harian. Penyusunan model menggunakan pendekatan mekanistik yang menjelaskan proses perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan (cuaca dan tanah) dari hari ke hari. Masukan model terdiri dari (1) unsur-unsur cuaca harian (radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan curah hujan), (2) parameter tanah berupa sifat fisik (kapasitas lapang, titik layu permanen dan parameter evaporasi) serta sifat kimia (pH dan nitrogen total), (3) input agronomis (laju dan waktu pemupukan), dan (4) peubah awal (initial variables) berupa kadar air tanah dan nitrogen mineral (nitrat dan amonium). Keluaran model antara lain berupa periode antar fase-fase perkembangan tanaman, laju penggunaan air, laju pertumbuhan tanaman, serta hasil tanaman dari berbagai waktu panen. Model mampu mensimulasi pengaruh variasi cuaca terhadap fluktuasi hasil kelapa sawit, sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu pewilayahan serta pengelolaan kelapa sawit. Model dapat dijalankan pada berbagai lokasi di tiap propinsi di Indonesia untuk menentukan potensi hasil pada masing-masing wilayah khususnya berdasarkan kesesuaian iklim.Download full report