Page 59 - Buku Penggunaan Larva BSF gabung.cdr
P. 59
Penggunaan Larva (Maggot) Black Soldier Fly (BSF)
Tabel 8.2 menjelaskan bahwa jumlah konsumsi pakan terbanyak terjadi
pada pakan 100 mg/larva.hari dengan persentase reduksi sampah sebesar
51,88%. Jumlah pakan yang diberikan cukup rendah sehingga e isiensi
larva dalam memakan limbah pakan lebih besar. Semakin banyak jumlah
pakan, maka e isiensi konsumsi pakan sangat rendah, begitu juga
sebaliknya. Limbah yang berjumlah sedikit memiliki waktu reduksi yang
lebih singkat. E isiensi konsumsi pakan besar dapat mengurangi terjadinya
pembusukan limbah.
8.2.3 Jenis Sampah Organik Domestik (Sipayung 2015)
Menentukan efektivitas pemanfaatan larva BSF dalam mereduksi sampah
makanan dapat dilihat dari besarnya persentase reduksi sampah yang
berhasil dilakukan. Persentase reduksi sampah dihitung berdasarkan
perbandingan berat akhir residu hasil dekomposisi dengan berat total
sampel yang ditambahkan (Diener 2010). Laju pengumpanan yang
diberikan pada penelitian yaitu 40 mg/larva.hari. Persentase reduksi
terbesar dicapai untuk sampel sampah kantin dengan frekuensi feeding
sekali dalam sehari hari sebesar 65%. Persentase reduksi paling rendah
diperoleh pada sampel mentimun yaitu 52% untuk frekuensi feeding sekali
sehari. Nilai reduksi sampah yang dihasilkan dari beberapa jenis sampah
organik domestik disajikan pada Tabel 8.3.
Tabel 8.3 Nilai reduksi sampah yang dihasilkan dari beberapa jenis sampah
organik domestik
Jenis sampah dan frekuensi pengumpanan Reduksi sampah (%)
Pakan ayam (frekuensi 1 x 3) 65
Pakan ayam (frekuensi 1 x 1) 63
Pisang (frekuensi 1 x 3) 52
Pisang (frekuensi 1 x 1) 61
Sampah kantin (frekuensi 1 x 3) 54
Sampah kantin (frekuensi 1 x 1) 65
Mentimun (frekuensi 1 x 3) 54
Mentimun (frekuensi 1 x 1) 52
Berdasarkan Tabel 8.3 ketiga jenis sampel menghasilkan persentase
reduksi yang cukup baik yaitu mencapai lebih dari 50% untuk setiap jenis
sampah. Melalui beberapa penelitian yang telah dilakukan, rata-rata
persentase reduksi yang berhasil dicapai berkisar pada 50%. Seperti
penelitian Newton et al. (2005) melalui percobaan terhadap kotoran sapi
sebesar 56%, Kroes (2012) sebesar 50% untuk kotoran manusia, dan
Sheppard et al. (1994) sebesar minimal 50% untuk beberapa jenis kotoran.
SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology 47