Page 64 - Buku Penggunaan Larva BSF gabung.cdr
P. 64
Penggunaan Larva (Maggot) Black Soldier Fly (BSF)
Berdasarkan Gambar 9.2 dapat dilihat bahwa nilai pH pada sampel berkisar
antara 3,7-4,9. Nilai pH tertinggi terdapat pada sampel alpukat yaitu 4,9.
Nilai pH terendah terdapat pada sampel tomat yaitu 3,7. Pada kondisi pH
demikian, masih memungkin untuk tumbuhnya bakteri dan jamur sehingga
proses degradasi oleh mikroorganisme juga dapat berlangsung
(Tchobanoglous & Kreith 2002). Jamur pada sampah tumbuh optimum
pada pH 5,6, namun tetap dapat bertahan pada pH 2,0-9,0 (Tchobanoglous
& Kreith 2002). Larva BSF memiliki rentang toleransi pH yang cukup besar,
sehingga larva BSF mampu hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim
(Suciati & Faruq 2017).
Melalui Gambar X dapat dilihat bahwa nilai pH akhir dari seluruh sampel
mengalami peningkatan. Kondisi sampel di akhir penelitian memiliki
kondisi yang lebih basa. Nilai pH tertinggi berturut-turut terdapat pada
sampel sampah sawi, agregat, dan tomat. Tingginya aktivitas
mikroorganisme di dalam sampah dapat mengakibatkan peningkatan dan
penurunan nilai pH (Gaudy & Gaudy 1980). Kemampuan sebagian besar
mikroorganisme hidup dalam kondisi anaerob, memanfaatkan energi yang
berasal dari proses fermentasi senyawa organik. Penggunaan kation seperti
ion amonium dari (NH4)2SO4 mengakibatkan peningkatan nilai pH. Adanya
kandungan air di dalam sampah yang diujikan menciptakan reaksi antara
NH3 dengan H2O.
9.3 Kondisi Udara di Lokasi Penelitian
Pengukuran suhu dan kelembaban relatif udara lokasi penelitian dilakukan
dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering. Letak
penyusunan bak dekomposisi disajikan pada Gambar 9.3.
17 18 19 20 21 22 23 24
16 15 14 13 12 11 10 9
450 1 2 3 4 5 6 7 8
330 Skala 1:12
Gambar 9.3 Tata letak penyusunan bak dekomposisi
52 SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology