Summary:
PanganNews.id Jakarta - Pembangunan sektor hortikultura selalu mendapatkan tantangan dalam peningkatan produktivitas dan menghasilkan komoditas hortikultura yang bermutu. Tantangan tersebut tentunya harus dijawab dengan terwujudnya peningkatan produktivitas dan produksi komoditas hortikultura, diawali dengan tersedianya benih komoditas hortikultura yang bermutu. Salah satu komoditas hortikultura yang akan dikembangkan secara luas dimulai dengan produksi benih yang masif pada tahun ini oleh Kementerian Pertanian adalah komoditas pisang.
Kebutuhan benih pisang yang besar ini tidak bisa hanya dipenuhi oleh produksi benih dengan cara konvensional. Dibutuhkan teknik perbanyakan benih melalui kultur jaringan. Teknik kultur jaringan merupakan salah satu teknik perbanyakan benih pisang secara massal. Pemilihan teknik perbanyakan ini terbukti dapat menghasilkan benih pisang bebas penyakit. Waktu perbanyakan melalui kultur jaringan membutuhkan waktu kurang lebih 10 bulan, sehingga proses perbanyakan benih dilaksanakan 1 (satu) tahun, untuk didistribusikan pada tahun mendatang. Teknik perbanyakan melalui kultur jaringan ini diharapkan dapat menjawab tantangan ketersediaan benih pisang pada tahun yang akan datang.
Direktorat Perbenihan Hortikultura mulai bergerak untuk menginisiasi kerjasama produksi benih pisang bermutu melalui kultur jaringan dengan beberapa produsen benih pisang pada tahun ini untuk memenuhi kebutuhan benih pisang pada tahun 2023 sesuai dengan kebutuhan kampung pisang dan pemasyarakatan benih pisang bermutu. Dalam rangkaian kegiatan mengidentifikasi produsen benih pisang tersebut, pada Kamis, tanggal 24 Maret 2022, Direktur Perbenihan, Dr. Inti Pertiwi Nashwari beserta staf melakukan kunjungan kerja ke SEAMEO Biotrop dalam proses penjajakan produksi benih pisang. SEAMEO Biotrop merupakan unit kerja organisasi yang berada di bawah koordinasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mempunyai laboratorium kultur jaringan yang mampu menghasilkan ratusan ribu komoditas hortikultura.
Kunjungan kerja diterima langsung oleh Direktur SEAMEO Biotrop, Dr. Zulhamzah Imran didampingi Dr. Erina selaku manajer teknis bidang pembenihan pisang. Pada kesempatan tersebut, Dr. Inti menjelaskan skema kerjasama yang diinginkan oleh Direktorat Perbenihan yakni melalui kerjasama produksi benih secara yaitu kerjasama Tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola. Dr. Zulhamzah menyambut baik inisiasi kerjasama ini dan berharap kerjasama ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Menurut Dr. Erina, kapasitas produksi benih pisang di SEAMEO Biotrop dpaat dioptimalkan sampai 800.000 batang per tahun.
Setelah melakukan kunjungan ke SEAMEO kunjungan kerja dilanjutkan ke Yayasan Darul Falah yang berlokasi di Ciampea, Kab. Bogor. Yayasan ini memiliki laboratorium kultur jaringan yang merupakan tempat praktek para santriwan/santriwati karena sebagai salah satu pembekalan keterampilan nantinya. Sampai saat ini telah mampu memproduksi benih berbagai jenis pisang melalui Teknik kultur jaringan, di antaranya pisang Barangan Merah, Raja Bulu, Cavendish, dll. Di kesempatan tersebut, Dr. Inti juga menjelaskan rencana kerjasama swakelola dengan Yayasan Darul Falah dalam proses pembuatan benih pisang bermutu. Yayasan Darul Falah pun menyambut baik adanya langkah positif Direktorat perbenihan dan mengharapkan kerjasama ini dapat berjalan dengan baik.
"Semoga kerjasama ini dapat terwujud, sehingga kebutuhan benih pisang dapat tercukupi pada tahun mendatang. Kami juga berharap peluang kerjasama produksi tidak hanya terbatas pada komoditas pisang namun untuk beberapa komoditas lainnya" tutup Bu Inti.
--------------------------
Penulis
Rimta Terra Rosa
Diah Rochana