Summary:
Dalam pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca serta tujuan pembangunan berkelanjutan, SEAMEO BIOTROP telah menyusun program Agro-Eco-Edu-Tourism sebagai bentuk konservasi biodiversitas tropis. Menindaklanjuti perkembangan program ini dilakukan diskusi untuk mengembangkan rencana strategis dan desain masterplan dengan mengundang berbagai pihak dan institusi pendidikan dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Prof Arif Satria, Rektor IPB University mengatakan IPB University telah menjadi host untuk program ini. Ia menjelaskan bahwa IPB University sendiri telah menerapkan pola pendidikan yang mampu mendorong lulusan dengan kompetensi techno dan sociopreneur. Ia optimis dapat memupuk lulusan dengan jiwa kepemimpinan tinggi sejak dini dan menghasilkan banyak entrepreneur. Lebih lagi karena bisnis di sektor agrikultur cenderung fleksibel dan cakupannya luas.
Sistem pendidikan dirancang IPB University bagi tahun 2030-2045 untuk
membangun perspektif mahasiswa yang positif. Mahasiswa juga dilatih
dalam pemecahan masalah, keterampilan negosiasi, dan kreativitas.
“Program atau model agro-eco-edu-tourism yang dapat menghubungkan
institusi pendidikan, industri, dan komunitas masyarakat dalam
pendidikan konservasi biodiversitas adalah ide yang sangat bagus. Dalam
hal untuk menyadari bahwa technosociopreneurship melalui model ini dapat
dipromosikan oleh SEAMEO Biotrop dalam mengembangkan teknologi dan
R&D hingga dapat dikomersialisasikan produk dan inovasinya,”
terangnya dalam Regional Workshop on The Agro Eco Edutourism Model in
Supporting Tropical Biodiversity Conservation yang digelar oleh SEAMEO
Biotrop, (14/07).
Kolaborasi antara lembaga pendidikan, industri, lembaga penelitian
dan masyarakat harus dijaga untuk menguatkan ikatan dan jejaring antara
lembaga sehingga program lebih berkelanjutan. Program ini merupakan awal
yang baik untuk menjadi center dan model bagi Asia Tenggara.
Sebagai host institusi, IPB University akan mendukung penuh program ini
dan memegang peran dalam mengembangkan agro-eco-edu-tourism. “Saya harap
melalui diskusi program ini dapat dihasilkan perencanaan pembuatan
kebijakan dalam mendukung pencapaian target NDC (Nationally Determinde
Contribution) dan tujuan pembangunan berkelanjutan,”pungkasnya.
Melalui workshop ini, ia berharap adanya input serta saran untuk
memperkaya ide dalam pengembangan program. Terutama untuk menentukan
kriteria program untuk diterapkan di berbagai lembaga pendidikan. Ia
percaya bahwa hasil diskusi terhadap program ini dapat membantu
menyelesaikan kekhawatiran serta isu-isu kritis di Asia Tenggara. (MW)
Download article