Summary:
BOGORONLINE.com, Bogor Selatan – Memperingati hari jadinya ke53 tahun, SEAMEO Biotrop mengadakan serangkaian kegiatan dari webinar vaksin di era new normal dan pengobatan alternatif tradisional dalam mengatasi Covid-19 hingga meluncurkan program unggulan.
Direktur SEAMEO Biotrop, Dr. Zulhamsyah Imran mengatakan, saat ini atau tepatnya pada 6 Februari 2021, SEAMEO Biotrop genap berusia 53 tahun. Pihaknya telah dapat menghasilkan karya-karya unggulan sampai dengan saat ini yang merupakan hasil kerja keras dan kerja cerdas SEAMEO Biotrop bekerjasama dengan mitra, baik pemerintah maupun swasta.
HUT ke 53 SEAMEO Biotrop mengusung tema “Be There For Nature Solutions”. Adapun rangkaian kegiatan dimulai webinar vaksin di era new normal dan pengobatan alternatif tradisional dalam mengatasi Covid-19 pada 7 April 2021.
Sehari berikutnya atau 8 April 2021, peluncuran program-program unggulan diantaranya aplikasi HRIS, BiOOC dan ISAIMAT. Kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan Naskah Kesepahaman dan Naskah Kerjasama antara SEAMEO BIOTROP dan IPB University, serta PT Garudafood. Selain ada soft launching buku Kajian Lingkungan Hidup Strategis, juga pemberian penghargaan bagi staf dan mitra Boitrop.
Dijelaskan Zulhamsyah, SEAMEO Biotrop merupakan pusat penelitian regional yang memiliki mandat penelitian, pelatihan dan diseminasi pengetahuan dan teknologi di bidang biologi tropis. Biotrop telah memberikan banyak kontribusi melalui hasil-hasil penelitian yang tidak hanya menjadi bahan literatur bagi dunia pendidikan tinggi, tetapi hasil-hasil penelitian terapan Biotrop juga dapat diaplikasikan oleh masyarakat umum.
SEAMEO Biotrop saat ini tengah mengembangkan berbagai penelitian dalam hal pemanfaatan minyak atsiri. Ia mengatakan, minyak atsiri merupakan bahan alami yang dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, diantaranya dapat mengobati stress, sakit kepala dan migrain, mengatasi gangguan tidur, mengurangi peradangan dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
“Selain itu, minyak atsiri juga bermanfaat bagi sistem limbik yang berperan penting pada sistem pernafasan, detak
jantung, dan tekanan darah,” jelasnya, Kamis (8/4/2021).
Zulhamsyah menambahkan, melalui penelitian minyak atsiri ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengatasi pandemi yang diakibatkan oleh Covid-19 yang kini terjadi di dunia. Maka itu tujuan digelarnya webinar untuk memperkenalkan manfaat dari minyak atsiri sebagai terapi alternatif bagi beberapa penyakit. Lalu memperkenalkan metode pengobatan alternatif bagi Covid-19.
“Memperkenalkan jenis vaksin untuk berbagai pengobatan. Pemanfaatan vaksin dalam mengatasi Covid-19. Peserta webinar regional nanti terdiri dari peneliti, dosen, mahasiswa, guru SMU/SMK dan masyarakat umum yang berasal dari negara di Asia Tenggara,” tambahannya.
Zulhamsyah juga memaparkan, bahwa laboratorium akuatik SEAMEO Biotrop pada tahun ini akan meluncurkan program untuk menjawab tantangan sustainable development goals, yakni aplikasi system cellular untuk lobster air tawar. Dengan sistem itu diharapkan dapat mengevaluasi apakah interaksi sosial antara lobster air tawar dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.
Di 2021 ini juga, pihaknya akan mengembangkan teknologi bioflok untuk udang vannamei. Dengan pengembangan teknologi bioflok, Zulhamsyah berharap mampu meningkatan pertumbuhan dan efisiensi pakan.
Kesempatan ini, ia mengungkapkan, bahwa Pengurus DPP Himpunan Alumni IPB mulai menggalakkan konservasi pohon langka nusantara sejak September 2018. Menurutnya, kesadaran untuk terlibat dalam konservasi pohon langka semakin penting karena pada habitat aslinya, sudah banyak pohon asli Indonesia yang sulit dijumpai.
“Melakukan konservasi di luar habitat aslinya merupakan salah satu pilihan tepat. Pohon langka yang ditanam bervariasi, dari tanaman asli sumatera hingga Papua,” papar Zulhamsyah.
Masih kata Zulhamsyah, konservasi pohon langka nusantara ini memiliki berbagai tujuan penting. Selain untuk menjaga khasanah biodiversity Indonesia kegiatan ini juga bertujuan mengedukasi berbagai pihak bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan.
Pada 2019, penanaman pohon langka telah dilakukan bersama antara Rektor IPB, Rektor Wageningen University and Research, Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan dan berbagai Lembaga swadaya masyarakat. Di tahun itu, Rektor Wageningen University and Research, Prof. Arthur Mol menanam pohon rasamala atau Altingia excelsa.
“Pohon rasamala tumbuh secara alami di Jawa Barat. Masyarakat banyak menggunakan getah rasamala untuk campuran pewangi ruangan. Menurut beberapa penelitian daun rasamala juga dapat digunakan sebagai obat batuk. Keunikan lain dari pohon rasamala, pada habitat aslinya di hutan, pohon ini dimanfaatkan lebih dari 30 jenis burung dan Owa Jawa memilih pohon rasamala sebagai tempat untuk berinteraksi,” terangnya.
Adapun pohon jenis lain yang ditanam di IPB, yaitu pohon eboni atau yang dikenal dengan nama Diospyros celebica merupakan pohon endemik Sulawesi. Pohon ini dimanfaatkan kayunya merupakan salah satu jenis yang paling digemari oleh komunitas internasional yang mengenal kualitas kayu. Kayu ini juga terkenal sebagai kayu mewah atau fancy wood.
“Terlepas dari nilai ekonomi emas hijau, yang lebih penting, kegiatan konservasi pohon langka nusantara yang kami dilakukan ini sebagai wujud kepedulian kita dalam menjaga biodiversity Indonesia. Negara Indonesia boleh tertinggal dalam teknologi dari bangsa lain, tapi dalam kekayaan keanekaragaman hayati, Indonesia boleh berbangga. Karena negara kita begitu kaya. Untuk itu mari kita lestarikan pohon langka nusantara tempat hidupnya begitu banyak burung dan fauna lainnya,” kata Zulhamsyah.
Sementara itu Koordinator acara HUT SEAMEO Biotrop, Dewi Suryani menambahkan, bahwa tujuan penyelenggaraan perayaan HUT SEAMEO Biotrop ke53 adalah untuk memperingati dan mempromosikan pencapaian unggulan selama 53 tahun terakhir, menumbuhkan rasa bangga di antara staf, alumni, anggota Dewan Pembina, mitra kerja, dan pemangku kepentingan lainnya sebagai bagian dari keluarga besar SEAMEO Biotrop.
“Juga memperkuat dukungan para pemangku kepentingan dan kerjasama antara SEAMEO Biotrop dan para mitra nasional dan regional,” tutur Dewi. (*/Hrs)
Download article