Summary:
Kota Bogor (ANTARA) - South ASEAN Minister Education Organization (SEAMEO) Biotrop mengajak stakeholder memanfaatkan drainase air asam tambang yang telah direhabilitasi untuk menjaga keanekaragaman hayati dalam pengembangan ekonomi warga sekitar.
"Air asam tambang yang direhabilitasi dengan berbagai teknik yang dikembangkan oleh para peneliti dan perusahaan dapat dijadikan program bersama pemerintah dalam mengembangkan ekonomi warga sekitarnya," kata Kepala Bidang Teknologi Lingkungan dan Keamanan SEAMEO Biotrop Risa Rosita, di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Risa menjelaskan dalam kegiatan pelatihan pengelolaan air asam tambang yang dilaksanakan melibatkan siswa, mahasiswa, guru, dosen dan ahli, beberapa waktu lalu oleh Biotrop telah dikenalkan salah satu metode pengukuran air asam tambang kepada mereka.
Menurut dia, pelatihan kepada berbagai kalangan akan lebih memberikan dampak luas terhadap kesadaran masyarakat, pelajar, ahli hingga pemerintah mengenai potensi di balik kubangan air dalam lobang bekas tambang kapur, semen, batu bara, dan sebagainya.
Zat-zat berbahaya di area bekas tambang seperti logam berat, mercury, dan sebagainya bisa dinetralisisasi melalui teknik lahan basah buatan di area-area bekas tambang.
Dari keanekagaraman hayati Indonesia, katanya pula, ada beberapa tanaman seperti eceng gondok yang dapat menyerap logam berat di dalam air, sehingga lebih jernih asalkan jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga menutupi semua permukaan danau, waduk atau lubang bekas tambang.
Indonesia, kata dia, kaya akan hasil tambang di berbagai wilayah seperti Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.
"Air yang sudah direhabilitasi bisa dijadikan sebagai keramba ikan air tawar dan aktivitas lain penopang ekonomi warga," katanya lagi.
Risa mengajak peran pemerintah pusat dan daerah mulai melirik potensi area bekas gajian tambang untuk membuka lahan baru perekonomian warga.
"Pemerintah harus terlibat bersama perusahaan dan masyarakat langsung bagaimana bekas area tambang bisa dijadikan potensi ekonomi warga," katanya pula.
"Air asam tambang yang direhabilitasi dengan berbagai teknik yang dikembangkan oleh para peneliti dan perusahaan dapat dijadikan program bersama pemerintah dalam mengembangkan ekonomi warga sekitarnya," kata Kepala Bidang Teknologi Lingkungan dan Keamanan SEAMEO Biotrop Risa Rosita, di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Risa menjelaskan dalam kegiatan pelatihan pengelolaan air asam tambang yang dilaksanakan melibatkan siswa, mahasiswa, guru, dosen dan ahli, beberapa waktu lalu oleh Biotrop telah dikenalkan salah satu metode pengukuran air asam tambang kepada mereka.
Menurut dia, pelatihan kepada berbagai kalangan akan lebih memberikan dampak luas terhadap kesadaran masyarakat, pelajar, ahli hingga pemerintah mengenai potensi di balik kubangan air dalam lobang bekas tambang kapur, semen, batu bara, dan sebagainya.
Zat-zat berbahaya di area bekas tambang seperti logam berat, mercury, dan sebagainya bisa dinetralisisasi melalui teknik lahan basah buatan di area-area bekas tambang.
Dari keanekagaraman hayati Indonesia, katanya pula, ada beberapa tanaman seperti eceng gondok yang dapat menyerap logam berat di dalam air, sehingga lebih jernih asalkan jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga menutupi semua permukaan danau, waduk atau lubang bekas tambang.
Indonesia, kata dia, kaya akan hasil tambang di berbagai wilayah seperti Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.
"Air yang sudah direhabilitasi bisa dijadikan sebagai keramba ikan air tawar dan aktivitas lain penopang ekonomi warga," katanya lagi.
Risa mengajak peran pemerintah pusat dan daerah mulai melirik potensi area bekas gajian tambang untuk membuka lahan baru perekonomian warga.
"Pemerintah harus terlibat bersama perusahaan dan masyarakat langsung bagaimana bekas area tambang bisa dijadikan potensi ekonomi warga," katanya pula.
Download article